Skip to main content

KADO DI USIA KE 24 TAHUN

 Tepat tanggal 2 lalu, usiaku genap 24 tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, aku selalu berusaha memberikan apresiasi untuk diriku sendiri di setiap pertambahan usiaku. Tahun ini, aku mewujudkannya dengan menaiki salah satu gunung di daerah Garut, Gunung Cikuray. Perjalanan ini terlaksana atas bantuan dan kesiapsiagaan partner mendakiku Sugeng dan teman kamarku Mifta.

Dalam waktu 3 hari kami melakukan briefing dan persiapan menuju Garut, membeli perlengkapan mendaki hingga belanja kebutuhan untuk logistik selama pendakian. Kami berangkat Jumat malam dari Karawaci menaiki bus AC 34 jurusan Poris Plawad  - Slipi dengan biaya Rp. 10.000/orang, dilanjutkan dengan angkutan umum ke Terminal Lebak Buluk (Pasar Jumat) dengan ongkos Rp.10.000/ orang. Seharusnya jika berangkat pada sore atau siang hari, kami busa langsung menaiki bus tujuan Garut dari terminal Kalideres yang lokasinya lebih dekat dengan tarif sekitar Rp.80.000/orang. Namun karena bus jurusan Kalideres - Garut keberangkatan terakhirnya pukul 17.00 sore, maka kami harus memilih alternatif lain yaitu bus Lebak Bulus – Garut dengan tarif Rp. 95.000. Tarif ini adalah tarif penyesuaian selama covid-19, tarif normal Rp.60.000 – Rp. 65.000 menggunakan bus Primajasa. Perjalanan kami tempuh kurang lebih 4 jam. Fyi, bus tujuan Lebak Bulus - Garut keberangkatan terakhir pukul 21.00 WIB.

Sekitar pukul 1 dini hari, kami tiba di Terminal Guntur, Garut. Biasanya pada kondisi normal, kami dapat langsung melanjutkan perjalanan ke basecamp pendakian Gunung Cikuray dengan menggunakan mobil pick up/ losbak/L-300, namun karena kondisi covid-19, angkutan menuju basecamp sangat terbatas sehingga kami harus menunggu lama hingga ada pendaki lain yang ingin berangkat menuju basecamp. Singkat cerita, kami menunggu hingga waktu subuh, namun tidak ada pendaki lain yang bisa diajak bersama. Akhirnya pihak driver menawarkan tarif flat Rp.200.000 untuk 1 mobil pick up, agar kami bisa langsung berangkat meskipun hanya ada tiga penumpang saat itu, biasanya 1 mobil pick up dapat berisi hingga 15 orang. Saat itu cuaca mendung dengan sedikit gerimis, mobil yang kami naiki tidak dapat melanjutkan perjalanan karena muatan mobil yang ringan sehingga kendaraan tidak mampu melewati jalan berbatu dan licin (kepater). Akhirnya kamipun berganti mobil dan bergabung dengan pendaki lain dalam 1 mobil agar beban kami lebih kuat untuk melewati jalan tersebut. Tarif angkutan dari terminal Guntur menuju basecamp jalur Pemancar Rp. 45.000/ orang (tarif normal). Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit, melewati jalanan berbatu, licin dan sangat tidak ramah untuk kendaraan roda dua maupun mobil sedan atau sejenisnya.

Sesampainya kami di basecamp, kami menjumpai banyak pendaki dari berbagai daerah, salah satunya rombongan dari Bandung yang akhirnya mendaki rekan kami saat mendaki. Total perjalanan dari Tangerang (Karawaci) menuju basecamp jalur Pemancar Gunung Guntur sekitar 11 jam. Waktu tempuh normal hanya 7 jam dalam kondisi normal.

Pagi kami disambut gerimis dan awan mendung yang tak mau pergi. Kami menunggu sambil beristirahat sebelum naik ke Pos 1, tempat pendaftaran sekaligus pendataan pendaki. Tak disangka, hujan turun semakin deras, perjalanan dari basecamp menuju pos 1 kami tempuh hampir 60 menit, yang normalnya hanya 15 menit saja. Rekanku Mifta, sudah hampir meyerah karena sudah terjatuh berkali-kali melewati tanjakan licin dengan tanah merah yang sulit ditapaki.

Trek Cikuray Pos 2

Trek Cikuray Pos 3

Hampir menyerah iya, dia memberikan isyarat untuk menyudahi, tapi ku mencoba menenangkannya dan meyakinkan kalau kami bisa, kita bisa. Kami rehat hampir 1 jam dan membiarkan Mifta beristirahat. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 pukul 10 pagi dengan tenaga yang kami rasa cukup setidaknya untuk sampai di Pos 6. Namun tak disangka, perjalanan hampir membuat kami putus asa karena jarak yang terlihat sangat jauh dan durasi yang rasanya bertambah namun penampakan Pos 2 yang tak kunjung terlihat.

Keramaian pendaki saat beristirahat di Pos 2 yang melelahkan

Wajah sumringah setelah melewati Pos 2

Medan penuh liku dengan trek tanjakan curam, dihiasi jurang di kanan kirinya, ditambah lagi hujan deras membuat tanah semakin licin dan sulit dikendalikan. Aku dan Mifta yang saat itu tidak menggunakan sepatu gunung merasa sangat kesulitan dan terjatuh berkali-kali. Hampir 2 jam kami lalui untuk mencapai Pos 2, benar saja memang jarak dan waktu dari Pos 1 menuju Pos 2 adalah yang paling jauh dan lama. Tak hanya itu, medan dari Pos 2 menuju Pos 3 ternyata tak kalah lama dengan tanah mirik dan tanjakan berbatu membuat kami harus berjuang lebih keras lagi. Sampailah kami di Pos 3, kami menatap medan menuju Pos 4 yang terlihat sangat tidak ramah untuk pendaki pemula seperti kami. Kami memutuskan untuk beristirahat kurang lebih 30 menit untuk mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pos 4. Namun apa daya, saat kami melewati tanjakan itu kami tetap harus jatuh bangun, tangan, kaki terselip dibanyak lubang hingga harus ditarik berkali-kali oleh pendaki lain. Oh rasanya seperti aku ingin pulang saja, menghabiskan weekend di kamar dan menonton Netflix kesukaan.  

Tulisan dipintu masuk wisata Cikuray

Tiket masuk ke Kawasan wisata Cikuray, Rp. 10.000/orang

Waktu berjalan terasa lambat sekali, kami lalui perjalanan dengan penuh rasa sakit dan rasa ingin segera sampai tujuan, hingga Pos 4 pun terlewati. Kami ingin segera tiba di Pos 6 karena ingin segera mendirikan tenda dan rebahan di sana. Tak disangka, kami tiba hampir petang sekitar pukul 5 sore dengan disambut hujan lebat dan menjadi mimpi buruk saat itu. Aku terjaga semalaman karena kondisi tenda yang basah dan tak bisa dikunci. Ditambah lagi hasrat ingin pipis namun apalah daya dari Pos 1 hingga Pos 6 di Gunung Cikuray ini memang tidak terdapat toilet untuk aktivitas MCK, dll.
Kondisi tenda di Pos 6

Pos 6 beserta kantin OTSnya

Terjaga semalaman membuat pikiranku melayang dan imajinasiku berhamburan entah kemana Aku menatap teman-teman yang terlelap dihadapanku. Ah rasaya hati teriris melihat mereka yang dengan ikhlas menemaniku ke sini untuk memenuhi keinginanku naik gunung sebagai hadiah ulang tahun. Terima kasih, terima kasih. Tak ada kata yang lebih indah dan lebih bermakna daripada ini. Aku bersyukur Tuhan memberikan kami sehat dan memberikan nikmat yang tak terhingga.


Penampakan pos bayangan untuk foto, tempat istirahat sebelum turun ke Pos 1

Trek menurun menuju Basecamp

Dahulu aku pernah menangis meratapi nasibku yang seolah paling menderita. Ternyata Tuhan memang punya rencana yang lebih indah. Aku dipertemukan dengan orang-orang baik, orang hebat dan orang yang busa membuatku senantiasa selalu bersyukur dalam kondisi apapun.

Wajah bahagia karena bisa turun dengan selamat

Semoga aku, kita dan kalian semua selalu diberikan keberkahan dan kelapangan hati menjalani dan menerima takdir yang sudah digariskan. Semangat, kita di dunia hanya sementara, hanya sebentar saja.

Selamat ulang tahun untukku dan selamat untuk kita semua yang masih busa menikmati hembusan nafas hingga saat ini.

Salam hangat, Sissy

Comments

Popular posts from this blog

Review Belanja Online, LAZADA Indonesia VS LAZADA Thailand

Assalamualaikum wrwb. Kalian suka belanja? Kalian suka cari promosi dan diskon? Atau kalian suka beli barang terus direturn dengan alasan berubah pikiran? Ya, Ketiganya diatas itu gue banget. Suka belanja, tapi males jalan ke mall, males milih lama buat keliling cari barang. Dan yang yang terpenting suka cari promosi dan harga murah dibandingin beli langsung. Itu adalah salah dua alasan kenaa sekarang semakin banyak online shopping dan makin banyak juga promosi yang diberikan. Pengelaman gue di Indonesia, gue pernah belanja di  blibli.com ,  tokopedia.com ,  lazada.co.id ,   zalora.co,id  dan beberapa website toko online. Hasilnya ga begitu buruk, gue cuma pernah sekali zonk pas belanja online di berr*benka.com. Gue bahas satu-satu kali ya. 1. blibli.com Kalo lo suka online bakalan sering banget lihat iklan blibi pas nonton youtube atau pesen tiket pesawat. As you know, blibli ini banyak kasih promosi juga lho. Mereka sering dijadiin sponsored diacar...

Tips Perjalanan Bandar Lampung ke Bogor ala mahasiswa

Saya Sissy Nagita, mahasiswi salah satu universitas di Bogor asal Lampung. Perjalanan ini merupakan sekian kalinya untuk saya, dan saya ingin membagikan tipsnya untuk teman-teman semua. Semoga bermanfaat. Rute perjalanan: 1. Travel Bandar Lampung-Bakauheni (Rp 40.000) waktu tempuh 2 jam. 2. Kapal penumpang Bakauheni-Merak (Rp 15.000) waktu tempuh 2-3 jam normal. 3. Bis arimbi/primajasa jurusan Merak-Bogor (Rp 40.000) waktu tempuh 4-5 jam. Alternatif bus Merak-Serang (Rp 8.000) waktu tempuh 30 menit, dilanjutkan bis Serang-Bogor/Serang-Bandung turun di Sukasari/ Baranangsiang (Rp 40.000) waktu tempuh 4 jam. Alternatif lainnya, kereta dari stasiun Merak menuju stasiun Rangkas Bitung (Rp 3000) waktu tempuh 2 jam), dilanjutkan dengan kereta listrik (KRL) dari Stasiun Rangkas Bitung menuju Stasiun Bogor (transit di Tanah Abang, pilih jalur kuning Rp 7000) waktu tempuh 3,5 jam) Total waktu tempuh 10-12 jam termasuk waktu tunggu menggunakan bus seharga 100ribuan dan 12-15 jam menggun...

Exchange ke Kasetsart University? Langsung Booking Krissana International Dormitory sekarang!

Gue pengen balik. Kemana? Indonesia, kayanya gue kangen nyokap, kangen rumah. Ga tau, ntah ini homesick atau bukan. Tapi rasanya kangen banget sama rumah. Fix, kayanya gue ga cocok tinggal diluar negeri kayanya. Padahal temen-temen gue malah betah banget karena lebih enak disini dengan fasilitas oke dan full wifi dibandingin dirumah. But, it's not me. Gue mikir, iya juga kenapa gue ga betah ya. Apa jangan-jangan ibu dirumah lagi kangen sama gue? Positive aja kali ya. Biasanya gue santai aja, biasanya juga ga pulang karena kelamaan jadi anak rantau. Temen gue aja bilang, ternyata lo cemen ya. Gue kira lo tahan banting, ternyata anak mama juga *dalem hati gue batin, gini2 gue mandiri kali, bukan anak manja. But, it's oke emang kalo udah bahas tentang ibu, gue emang melow dikit.  Sempet gue bilang gini, ntar lulus S1 gue ga mau kuliah keluar negeri ah. Mending yang deket aja biar bisa sama mama terus dirumah. Sebenernya bukan karena cemen atau ga mau keluar dari zona...