Tak pernah terbayangkan olehku, menjadi anak bungsu dari 3 bersaudara membentukku semandiri ini. Diusiaku yang memasuki 23 tahun, berusaha tegar dan tetap belajar selalu menjadi motivasiku. Namun tak semudah itu, tak jarang kerikil kecil mampu membuatku jatuh, atau serpihan debu yang membuatku menangis. Hal kecil yang slalu aku anggap remeh.
Aku ingat 9 tahun lalu, ketika aku memutuskan menikmati hidupku sendiri dengan apa yang kupunya tanpa mau berdamai bagaimana yang lain. Melewati masa abu-abu dengan canda tawa, teman yang suportif dan keluarga yang slalu menemani hari-hariku saat itu membuatku merasa sudah sangat cukup dengan apa yang ku punya. Disaat teman sebayaku asyik menjalin hubungan (re:bucin), aku malah asik mencoba hal baru yang menantang dan mengesankan. Sungguh momen yang tak terlupakan, mungkin membutuhkan waktu sepanjang sisa umurku untuk menceritakan kisah hidup yang sudah kulalui. Tapi aku dengan singkat menyebutnya dengan "syukur".
Sampai saat itu tiba, mama yang slalu mendidik anak-anaknya menjadi super mandiri mulai melunak dan meminta anaknya untuk tidak terlalu nyaman sendiri. Bagai tanah yang gembur, namun ditanami rumput ilalang. Sungguh sangat disayangkan.
Mama selalu membuat hatiku teriris, kisahnya, perjuangan dan pengorbanannya, serta permintaan sederhananya mampu membuatku melunak dan berkata "iya, mama."
Nak, mama pengen kamu punya teman dekat. Dekat aja gapapa, tapi yang serius ya. Mama pengen anak mama ada yang jagain dan bisa liat kamu dipelaminan sebelum mama ga ada.
Ya Tuhan, permintaan macam apa ini. Badanku lemas dan tidak mampu menjawabnya.
Anak mama yang bungsu ini memang paling ga pernah bahas pasangan, terlalu menikmati waktunya dengan dirinya sendiri. Masih belum yakin, apa iya ada yang bisa tahan dan mampu nemenin aku yang egois ini? Atau masalah sepele, males ribet sama urusan perasaan. Sering kecewa dan merasa ga ada yang benar-benar sayang. Dan aku juga belum ditahap membutuhkan pasangan, pikirku.
Ternyata salah besar. Semakin aku jauh dari rumah, semakin aku merasa rindu mama, ingin segera pulang dan bilang, "Mah, anak mama udah ngerti maksud mama sekarang."
Mama cuma pengen aku pulang, I love you Mam.
Comments
Post a Comment