Hari ini, 15 Mei 2020. Tepat 26 hari sejak aku berstatus
karyawan. Hari-hari kebelakang terasa sedikit menantang. Beradaptasi di
lingkungan baru kantor, berusaha mengenal dan menghafal nama-nama rekan kantor,
dan hal-hal lain ang berhubungan dengan pekerjaan. Disisi lain, hidup sebagai
perantau dan single juga menjadi tantangan tersendiri, beradaptasi dengan
lingkungan kos, teman kos, penjual sekitaran kos, supir angkot, rute kendaraan,
dan hal-hal sederhana yang sering dilupakan orang kebanyakan orang.
Hari ini
aku merefleksi diri, “Hai Sissy, sudah sejauh mana pelajaranmu hingga hari ini?”Uw,
aku rasanya seperti melihat diriku sebulan yang lalu, berbaring di rumah sambal
nonton tv dan bermain bersama ponakan kecilku yang imut menjadi aktivitas
sehari-hariku. Ya, lagi-lagi rebahan menjadi jalan ninjaku. Begitupun saat ini,
rebahan masih menjadi jurus terjitu mengistirahatkan pikiran dan fisik setelah
seharian duduk didepan layer computer dan mengurus pekerjaan di kantor.
Aku melirik ingatanku di satu bulan yang lalu, ketika
manager memintaku masuk kerja ditengah situasi pandemic COVID-19 yang pastinya
dikenal seantero raya negeri. Lalu berakhirlah aku saat ini duduk menatap layer
sembari menuliskan catatan singkat perjalananku.
Ah, rasanya aku masih belum sepenuhnya sadar bahwa aku
sudah memasuki dunia baru sebagai karyawan. Satu situasi yang dulu aku
pertanyakan ‘Kapan giliranku, Tuhan?”.
Menjalaninya tidak begitu sulit, mengerjakan pekerjaan
kantor sesuai dengan arahan leader, ataupun mengikuti instruksi yang sudah diberikan
membuat semuanya berjalan dengan lancar.
Teman….
Dulu aku merasakannya…, kekhawatiran akan seperti apa
nanti, bagaimana ketika selepas kuliah, pekerjaan, keluarga, sosial, semua
menjadi satu bertumpuk dikepalaku saat itu. Tidak mudah memang, tapi jika kita
tidak menyerah dan masih terus berjuang, aku yakin kalian pun bisa. Karena
semua sudah ada masanya masing-masing.
Jangan khawatirkan apapun tentang masa
depan, tapi cemaslah jika kita belum bisa untuk saat ini. Di posisi kita saat
ini, bisa jadi banyak yang ingin mendambakannya. Karena sejatinya manusia tak
pernah mengenal kata “PUAS” dan selalu saja merasa kurang dengan apa yang
didapatkannya saat ini. Entahlah, akupun pernah merasa begitu dulu. Tapi saat
ini, bersyukur dan berusaha menjalani apa yang sudah ada adalah hal terbaik
yang bisa dilakukan untuk saat ini. Terlepas dari bagaimana kehidupan kita,
kondisi ekonomi, keluarga, sosial dan pribadi kita sendiri. Karena aku yakin,
tiap orang punya porsi masalahnya masing-masing.
Mungkin sebagian orang menilaiku mudah mendapatkan
pekerjaan. Menyelesaikan administrasi perkuliahan akhir Februari dan mulai
bekerja April dangan jeda pengangguran satu bulan saja. Tapi ingat…, akupun melalui
masa sulit.
Aku menjadikan cerita teman-temanku menjadi motivasi dan berusaha
tetap menjalin hubungan baik dengan mereka. Meskipun kondisiku saat itu sangat
buruk, tapi tak apa semuanya sudah berlalu.
Pesanku teruntuk mahasiswa semester 10 ke atas yang
masih berjuang, semangat ya. Kamu pasti bisa!
Teruntuk ex-mahasiswa yang masih mencari pekerjaan,
bertahanlah dan terus berjuanglah. Your final destination will be seen soon.
Teruntuk yang sudah bekerja dan ingin mencari
pekerjaan lain, Let’s see how far you will fight.
Teruntuk yang sudah bekerja dan ingin menikah, Please,
married is not your duty. It’s like a bingo.
Comments
Post a Comment