Cahaya menembus kegelapan |
Dukungan dari orang-orang terdekat, keluarga dan sahabat membantuku perlahan berdiri dan berani menapaki kembali jalan yang sudah lama tak kulalui. Buku-buku bacaan memberikan suntikan semangat sekaligus memberitahuku kabar gembira, bahwa bukan aku saja yang mengalaminya. Bahkan hampir setiap mahasiswa melaluinya, hanya aku saja yang mungkin waktunya sedikit lebih lama.
Salah satu bukunya berjudul " Berdamai dengan diri sendiri" karya Muthia Sayekti. Aku membacanya semester lalu. Saat itu aku benar-benar merasa tersentuh. Oh.. mungkin memang jalan hidupku seperti ini. Atau mungkin memang perjuanganku kali ini hanya sedikit lebih berat, itu saja. Memahami bahwa setiap insan telah memiliki nasib dan takdirnya masing-masing membantu merasa lebih damai.
Mah, Pah, maaf karena telah menyita bahwa waktu, pikiran, biaya dan kasih sayang selama aku berada jauh dari kalian. Maaf karena tak bisa menyelesaikan tugas lebih cepat agar bisa segera kembali rumah. Maaf, maaf dan hanya maaf yang rasanya ingin selalu ku sampaikan pada mereka berdua. Namun tak ku sangka, bukan maaflah yang mereka butuhkan. Bukan alasan mengapa anaknya tak juga selesai. Tapi kalimat "Aku baik-baik sajalah" yang menenangkan mereka.
Sebelumnya aku tak menyangka, akan seperti ini akhirnya. Namun aku bersyukur ternyata kasih sayang orang tua dan keluarga tak pernah habis dan hilang hanya karena waktu 5 tahun tak bersama. Pesan yang mereka sampaikan sangatkan menyentuh hatiku, "Nak, kalo kamu ga kuat bilang aja, insya allah mama ikhlas". Kalimat itu terdengar menyejukkan hati. Bukan salahmu seperti ini, mungkin memang sudah jalan Tuhan, lagi-lagi kalimat mereka menenangkanku.
Saat ini, aku sedang belajar dan akan terus belajar bagaimana menjadi diri sendiri dan menerima apa adanya diri. Sesuatu yang dahulu ku pikir aku sudah sangat mengetahuinya..
Aku tak berharap banyak dengan tulisan ini, namun doa terbaik selalu kucurahkan kepada teman-teman yang mungkin juga merasakannya, dan doa untuk diriku sendiri. Semester ini aku akan membuat semuanya menjadi lebih baik.
Please, let me hold your hand and walk together.
Because togetherness will always better.
Comments
Post a Comment