Skip to main content

Deadline vs Deadliner


Pernah merasakan kerja dibawah tekanan karena deadline?
Atau mungkin saat ini kamu adalah deadliner?
Apasih perbedaan dua kata di atas?

Deadline merupakan batas akhir pengumpulan tugas atau pekerjaan, sedangkan deadliner adalah sesorang yang suka menunda-nunda pekerjaan hingga batas akhir pengumpulan. Biasanya seorang deadliner sangat identik dengan deadline. Ia hanya akan mulai mengerjakan pekerjaannya jika waktu sudah sampai pada akhir waktu.

Menurutmu mana yang lebih baik?
Atau adakah yang lebih baik?
Menurutku, setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. 

Bisa jadi seorang deadliner akan termotivasi untuk bekerja dengan cepat  dan berada di bawah takanan karena waktu yang semakin sempit. Atau bisa jadi bekerja sesuai deadline akan lebih menenangkan dibanding dengan menjadi deadliner. 

Aku ingin bercerita satu momen yang kuingat tentang deadliner. Biasanya deadline atau tenggat waktu identik saat momen pergantian hari yaitu 23. 59. Namun, beberapa orang keliru menafsirkan hal ini. Merek berfikir dirinya mampu mengerjakan tugas dalam waktu singkat tanpa melebih deadlinenya. 

Suatu hari aku mengikuti seleksi beasiswa dari salah satu universitas di Bandung. Salah satu persyaratannya, setiap calon peserta wajib mengirimkan berkas dan kelengkapan lainnya maksimal 14 April 2018 pukul 23.59. Akun ofisial dan beberapa reminder juga sudah panitia berikan kepada para peserta. Tapi tetap saja, masih ada peserta yang melampaui batas.

Anehnya, saat diberi perpanjangan waktu selama 3 hari mereka masih juga blm melengkapi berkas. Ketika diajak berdiskusi, ternyata masih banyak peserta yang bingung dalam melengkapi persyaratannya. Padahal sudah jelas, semua arahan dan instruksi ada di alaman website penyelenggara.

Diri ini merasa sedikit terganggu dengan munculnya banyak pertanyaan-pertanyaayn mengenai hal-hal yang sudah jelas informasinya. Rasanya ingin sekali menghujat dalam hati. Tapi lagi-lagi tindakan itu terhenti hanya dalam hati.


Kiresapi lagi makna deadline yang sering aku alami. Ternyata benar, deadline itu sering membuatku lalai dan memudahkan sesuatu untuk dikerjakan. Menjadi seorang deadline pun bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali tekanan yang ku alami dalam bekerja mengejar deadline.

Dari kisah ini aku belajar, berapapun waktu yang diberikan, kita akan cenderung menunda hingga pekerjaan itu benar-benar tak bisa selesau.
Deadline takkan berujung baik jika kita ingin lebih baik 

Comments

Popular posts from this blog

Review Belanja Online, LAZADA Indonesia VS LAZADA Thailand

Assalamualaikum wrwb. Kalian suka belanja? Kalian suka cari promosi dan diskon? Atau kalian suka beli barang terus direturn dengan alasan berubah pikiran? Ya, Ketiganya diatas itu gue banget. Suka belanja, tapi males jalan ke mall, males milih lama buat keliling cari barang. Dan yang yang terpenting suka cari promosi dan harga murah dibandingin beli langsung. Itu adalah salah dua alasan kenaa sekarang semakin banyak online shopping dan makin banyak juga promosi yang diberikan. Pengelaman gue di Indonesia, gue pernah belanja di  blibli.com ,  tokopedia.com ,  lazada.co.id ,   zalora.co,id  dan beberapa website toko online. Hasilnya ga begitu buruk, gue cuma pernah sekali zonk pas belanja online di berr*benka.com. Gue bahas satu-satu kali ya. 1. blibli.com Kalo lo suka online bakalan sering banget lihat iklan blibi pas nonton youtube atau pesen tiket pesawat. As you know, blibli ini banyak kasih promosi juga lho. Mereka sering dijadiin sponsored diacar...

Tips Perjalanan Bandar Lampung ke Bogor ala mahasiswa

Saya Sissy Nagita, mahasiswi salah satu universitas di Bogor asal Lampung. Perjalanan ini merupakan sekian kalinya untuk saya, dan saya ingin membagikan tipsnya untuk teman-teman semua. Semoga bermanfaat. Rute perjalanan: 1. Travel Bandar Lampung-Bakauheni (Rp 40.000) waktu tempuh 2 jam. 2. Kapal penumpang Bakauheni-Merak (Rp 15.000) waktu tempuh 2-3 jam normal. 3. Bis arimbi/primajasa jurusan Merak-Bogor (Rp 40.000) waktu tempuh 4-5 jam. Alternatif bus Merak-Serang (Rp 8.000) waktu tempuh 30 menit, dilanjutkan bis Serang-Bogor/Serang-Bandung turun di Sukasari/ Baranangsiang (Rp 40.000) waktu tempuh 4 jam. Alternatif lainnya, kereta dari stasiun Merak menuju stasiun Rangkas Bitung (Rp 3000) waktu tempuh 2 jam), dilanjutkan dengan kereta listrik (KRL) dari Stasiun Rangkas Bitung menuju Stasiun Bogor (transit di Tanah Abang, pilih jalur kuning Rp 7000) waktu tempuh 3,5 jam) Total waktu tempuh 10-12 jam termasuk waktu tunggu menggunakan bus seharga 100ribuan dan 12-15 jam menggun...

Exchange ke Kasetsart University? Langsung Booking Krissana International Dormitory sekarang!

Gue pengen balik. Kemana? Indonesia, kayanya gue kangen nyokap, kangen rumah. Ga tau, ntah ini homesick atau bukan. Tapi rasanya kangen banget sama rumah. Fix, kayanya gue ga cocok tinggal diluar negeri kayanya. Padahal temen-temen gue malah betah banget karena lebih enak disini dengan fasilitas oke dan full wifi dibandingin dirumah. But, it's not me. Gue mikir, iya juga kenapa gue ga betah ya. Apa jangan-jangan ibu dirumah lagi kangen sama gue? Positive aja kali ya. Biasanya gue santai aja, biasanya juga ga pulang karena kelamaan jadi anak rantau. Temen gue aja bilang, ternyata lo cemen ya. Gue kira lo tahan banting, ternyata anak mama juga *dalem hati gue batin, gini2 gue mandiri kali, bukan anak manja. But, it's oke emang kalo udah bahas tentang ibu, gue emang melow dikit.  Sempet gue bilang gini, ntar lulus S1 gue ga mau kuliah keluar negeri ah. Mending yang deket aja biar bisa sama mama terus dirumah. Sebenernya bukan karena cemen atau ga mau keluar dari zona...