Tak pernah terbayangkan olehku, menjadi anak bungsu dari 3 bersaudara membentukku semandiri ini. Diusiaku yang memasuki 23 tahun, berusaha tegar dan tetap belajar selalu menjadi motivasiku. Namun tak semudah itu, tak jarang kerikil kecil mampu membuatku jatuh, atau serpihan debu yang membuatku menangis. Hal kecil yang slalu aku anggap remeh. Aku ingat 9 tahun lalu, ketika aku memutuskan menikmati hidupku sendiri dengan apa yang kupunya tanpa mau berdamai bagaimana yang lain. Melewati masa abu-abu dengan canda tawa, teman yang suportif dan keluarga yang slalu menemani hari-hariku saat itu membuatku merasa sudah sangat cukup dengan apa yang ku punya. Disaat teman sebayaku asyik menjalin hubungan (re:bucin), aku malah asik mencoba hal baru yang menantang dan mengesankan. Sungguh momen yang tak terlupakan, mungkin membutuhkan waktu sepanjang sisa umurku untuk menceritakan kisah hidup yang sudah kulalui. Tapi aku dengan singkat menyebutnya dengan "syukur". Sampai saat it...
This story tells about how lucky we are to have God in my heart.